JAKARTA - Salah satu hewan ternak yang juga menjadi 'korban' letusan
Gunung Merapi adalah sapi. Tidak tanggung-tanggung, sapi-sapi yang harus ikut
diungsikan mencapai 65 ribu ekor dari empat kecamatan. Kini mereka
terancam kekurangan pangan.
Untuk menyiasati ancaman tersebut, tim peneliti dari Fakultas Peternakan
Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan teknologi pakan ternak baru seperti
'burger' siap saji. Bahan baku utama burger tersebut adalah jerami padi (70
persen), dedak gandum atau polard (20 persen), serta moleases (larutan tetes
tebu) dan larutan mikrobia (10 persen) untuk membantu proses fermentasi.
"Campuran berbagai bahan tersebut memiliki kandungan nutrisi yang
mencukupi kebutuhan ternak. Sapi-sapi pun tidak perlu tambahan bahan pakan lain,
termasuk hijauan, kecuali air minum," kata salah seorang anggota tim
peneliti Prof. Dr. Ali Agus, D.E.A. seperti dinukil dari situs UGM, Sabtu
(13/11/2010).
Jerami dipilih sebagai bahan utama karena harganya realtif murah dan mudah
didapat. Proses fermentasi burger pakan ternak hanya membutuhkan waktu 24 jam,
relatif lebih cepat dibandingkan dengan teknologi pembuatan pakan silase
hijauan yang memerlukan waktu tiga minggu.
"Keberhasilan proses fermentasi complete feed alias burger pakan sapi ditandai
dengan aroma yang harum dan tekstur tidak berubah serta tidak timbul
jamur," tutur dosen jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas
Peternakan UGM tersebut.
Tertarik membuat burger pakan sapi? Caranya cukup mudah kok. Pertama-tama,
jerami dan polard dicampur. Kemudian moleases yang telah dicampurkan dengan
larutan mikroba disiramkan di atas campuran tersebut secara merata. Langkah
selanjutnya adalah membungkus 'adonan' burger pakan sapi tadi ke dalam plastik
ukuran 25-30 kg dan diikat rapat. Burger ini kuat disimpan hingga enam bulan
loh!
Saat ini, sudah sekira dua ton burger pakan sapi didistribusikan ke
lokasi-lokasi penampungan sapi perah di lapangan Tlogo Adi, Mlati, Sleman.
Ternyata, sapi-sapi di sana menyukai burger ini. Tim peneliti pun optimistis
teknologi burger pakan sapi dapat mengurangi kerawananan pakan selama krisis
Merapi.
Betapa tidak, seekor sapi membutuhkan rata-rata 20 kg pakan per hari. Untuk
itu, untuk memenuhi kebutuhan sekira 65 ribu ekor sapi diperlukan hijauan
minimal 1.300 ton per hari. Kebutuhan pakan konsentrat tiap sapi rata-rata 5 kg
per hari. Maka untuk kebutuhan sekira 65 ribu ternak sapi diperlukan pakan
konsentrat sebanyak 325 ton per hari.
Tim UGM mampu memproduksi hingga dua ton burger pakan sapi tiap hari. Mereka
yakin, produksi dapat ditingkatkan jika melibatkan para peternak. "Selain
caranya mudah, membuat burger pakan sapi juga bisa menjadi aktivitas
sehari-hari agar para peternak yang juga jadi pengungsi tersebut tidak
jenuh," papar Ali. (rfa)(rhs) sumber : okezone.com