Beta karotin merupakan senyawa
organik yang akan banyak ditemukan dalam berbagai macam buah-buahan dan
juga pada sayuran. Senyawa yang memberikan warna merah orange ini merupakan
sumber terbaik dari vitamin A. Setelah dikonsumsi senyawa beta karotin akan
dipecah oleh mukosa di usus kecil dan hasilnya berupa vitamin A yang mudah
larut. Selanjutnya vitamin itu akan didistribusikan keseluruh tubuh. Beta
karotin banyak terkandung dalam wortel, ketela, bayam, blewah, brokoli dan
lain-lain.
Dan kali ini saya akan membahas
tentang mitos makanan yang berhubungan dengan makanan. Hal ini menurut saya
sangat penting agar masyarakat tidak dibingunkan oleh informasi di sekitar,
tetapi yang saya harapkan setelah membaca tulisan ini adalah pembaca mengetahui
fakta yang sebenarnya. Di zaman sekarang banyak produsen makanan yang berusaha
lebih fokus terhadap kemasan makan yang diedarkan kekonsumen. Produsen makanan
akan mengemas makanan sedemikian menarik, sehingga akan menarik konsumen.
Karena sebagian besar konsumen akan lebih tertarik pada kemasannya saja tanpa
membaca kandungan atau nutrisi yang ada dalam makanan kemasan. Persepsi ini
juga didorong dengan pemberian informasi yang kurang atau bahkan salah tentang
makanan tidak sehat. Sehingga masyarakat bisa membedakan dengan benar antara
makanan yang benar-benar menyehatkan atau hanya berupa mitos belaka. Berikut
mitos-mitos yang beredar tentang hal
tersebut diatas, antara lain.
Tentang
Daging Berwarna Merah
Daging merah
merupakan salah satu sumber protein yang penting untuk tubuh kita. Protein
dapat membantu meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Disamping manfaat lain
seperti perbaikan dan pembangunan jaringan tubuh serta produksi antibodi yang
berguna untuk melindungi tubuh dari infeksi, sehingga dapat memperkuat sistim
kekebalan tubuh. Namun ada penelitian yang menyebutkan bahwa mengkonsumsi
daging merah memiliki kontribusi terhadap peningkatan resiko beberapa penyakit.
Maka tidak heran jika sekarang ini banyak orang yang beralih menjadi vegetarian
atau hanya mengkonsumsi sayuran saja. Banyak orang menganggap diet tinggi
sayuran dan buah-buahan cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi yang dibutuhkan
tubuh sehari-hari. Mereka berfikir hanya mengasup protein nabati atau
protein yang berasal dari tumbuhan. Yang dinilai lebih aman ketimbang protein
yang berasal dari hewani. Namun ternyata hal itu tidak sepenuhnya benar. Bagaimanapun
konsumsi daging tetap dibutuhkan untuk dapat menjalankan fungsi-fungsi
metabolisme tubuh yang vital. Disamping itu daging juga memberikan banyak
energi. Salah satu mitos yang beredar di masyarakat yaitu ketika kita
mengkonsumsi daging merah bisa meningkatkan resiko darah tinggi. Akan tetapi
fakta membuktikan bahwa sebenarnya mengkonsumsi daging merah tidak menyebabkan
darah tinggi. Yang menjadi penyebab adalah cara pengolahan dari daging merah. Memasak
daging merah terlalu lama akan membuang nutrisi yang terkandung dalam
daging merah. Belum lagi kalau daging merah dimasak dengan santan. Sebaiknya
apabila kita memasak daging, pilihlah daging yang bebas lemak. Dibakar adalah
cara yang baik untuk mengkonsumsinya.
Mitos
Tentang Daging Putih
Ada yang mengatakan bahwa daging
putih lebih rendah kandungan lemaknya dibanding daging merah. Makan daging ayam
memang dianggap lebih sehat. Tetapi faktanya daging ayam juga berkontribusi
dalam meningkatkan resiko gemuk yang lebih tinggi dibanding jika mengkonsumsi
daging merah. Contoh sebagai bahan perbandingan adalah steak daging sapi
mempunyai kandungan 5 gram lemak per 100 gram, sedangkan paha ayam memiliki 9
gram per 100 gramnya.
Mitos
Tentang Buah
Mengkonsumsi buah sangatlah penting
untuk kesehatan tubuh kita. Namun buah pun tidak luput dari berbagai
perbincangan yang menjadi buah bibir di masyarakat. Salah satunya adalah adanya
mitos yang mengatakan bahwa mencuci buah dengan air dapat menghilangkan
pestisida yang menempel pada kuat buah. Akan tetapi faktanya hal itu tidak
sepenuhnya benar. Sebab mencuci buah dengan air hanya akan menghilangkan
kotoran pada kulit buah saja bukan pestisidanya. Untuk menghilangkan pestisida
pada lapisan kulit hanya bisa dilakukan dengan cara mengupasnya.
Mitos
Tentang Seafood
Beta karotin merupakan senyawa
organik yang banyak ditemukan dalam berbagai macam buah-buahan dan
juga pada sayuran. Senyawa yang memberikan warna merah orange ini merupakan
sumber terbaik dari vitamin A. Setelah kita konsumsi senyawa beta karotin akan
dipecah oleh mukosa di usus kecil dan hasilnya berupa vitamin A yang mudah
larut. Selanjutnya vitamin itu akan didistribusikan keseluruh tubuh. Beta
karotin banyak terkandung dalam wortel, ketela, bayam, blewah, brokoli dan
lain-lain.
Dan kali ini saya akan membahas
tentang mitos makanan yang berhubungan dengan makanan. Hal ini menurut saya
sangat penting agar masyarakat tidak dibingunkan oleh informasi di sekitar,
tetapi yang saya harapkan setelah membaca tulisan ini adalah pembaca mengetahui
fakta yang sebenarnya. Di zaman sekarang banyak produsen makanan yang berusaha
lebih fokus terhadap kemasan makan yang diedarkan kekonsumen. Produsen makanan
akan mengemas makanan sedemikian menarik, sehingga akan menarik konsumen.
Karena sebagian besar konsumen akan lebih tertarik pada kemasannya saja tanpa
membaca kandungan atau nutrisi yang ada dalam makanan kemasan. Persepsi ini
juga didorong dengan pemberian informasi yang kurang atau bahkan salah tentang
makanan tidak sehat. Sehingga masyarakat bisa membedakan dengan benar antara
makanan yang benar-benar menyehatkan atau hanya berupa mitos belaka. Berikut
mitos-mitos yang beredar tentang hal
tersebut diatas, antara lain.
Tentang
Daging Berwarna Merah
Daging merah
merupakan salah satu sumber protein yang penting untuk tubuh kita. Protein
dapat membantu meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Disamping manfaat lain
seperti perbaikan dan pembangunan jaringan tubuh serta produksi antibodi yang
berguna untuk melindungi tubuh dari infeksi, sehingga dapat memperkuat sistim
kekebalan tubuh. Namun ada penelitian yang menyebutkan bahwa mengkonsumsi
daging merah memiliki kontribusi terhadap peningkatan resiko beberapa penyakit.
Maka tidak heran jika sekarang ini banyak orang yang beralih menjadi vegetarian
atau hanya mengkonsumsi sayuran saja. Banyak orang menganggap diet tinggi
sayuran dan buah-buahan cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi yang dibutuhkan
tubuh sehari-hari. Mereka berfikir hanya mengasup protein nabati atau
protein yang berasal dari tumbuhan. Yang dinilai lebih aman ketimbang protein
yang berasal dari hewani. Namun ternyata hal itu tidak sepenuhnya benar. Bagaimanapun
konsumsi daging tetap dibutuhkan untuk dapat menjalankan fungsi-fungsi
metabolisme tubuh yang vital. Disamping itu daging juga memberikan banyak
energi. Salah satu mitos yang beredar di masyarakat yaitu ketika kita
mengkonsumsi daging merah bisa meningkatkan resiko darah tinggi. Akan tetapi
fakta membuktikan bahwa sebenarnya mengkonsumsi daging merah tidak menyebabkan
darah tinggi. Yang menjadi penyebab adalah cara pengolahan dari daging merah. Memasak
daging merah terlalu lama akan membuang nutrisi yang terkandung dalam
daging merah. Belum lagi kalau daging merah dimasak dengan santan. Sebaiknya
apabila kita memasak daging, pilihlah daging yang bebas lemak. Dibakar adalah
cara yang baik untuk mengkonsumsinya.
Mitos
Tentang Daging Putih
Ada yang mengatakan bahwa daging
putih lebih rendah kandungan lemaknya dibanding daging merah. Makan daging ayam
memang dianggap lebih sehat. Tetapi faktanya daging ayam juga berkontribusi
dalam meningkatkan resiko gemuk yang lebih tinggi dibanding jika mengkonsumsi
daging merah. Contoh sebagai bahan perbandingan adalah steak daging sapi
mempunyai kandungan 5 gram lemak per 100 gram, sedangkan paha ayam memiliki 9
gram per 100 gramnya.
Mitos
Tentang Buah
Mengkonsumsi buah sangatlah penting
untuk kesehatan tubuh kita. Namun buah pun tidak luput dari berbagai
perbincangan yang menjadi buah bibir di masyarakat. Salah satunya adalah adanya
mitos yang mengatakan bahwa mencuci buah dengan air dapat menghilangkan
pestisida yang menempel pada kuat buah. Akan tetapi faktanya hal itu tidak
sepenuhnya benar. Sebab mencuci buah dengan air hanya akan menghilangkan
kotoran pada kulit buah saja bukan pestisidanya. Untuk menghilangkan pestisida
pada lapisan kulit hanya bisa dilakukan dengan cara mengupasnya.
Mitos
Tentang Seafood
Seafood pada umumnya mengandung
kolesterol tingkat tinggi akan tetapi rendah akan lemak jenuh. Seafood sebagai
sumber kolesterol tentu saja menjadi mitos seafood yang paling sering jadi
bahan perbincangan, faktanya sumber kolesterol pada seafood terdapat pada
bagian kulit luar atau cangkangnnya. Sebaiknya kita menghindari mengkonsumsi
cangkang kulit udang bagian kepala dan ekornya. Sebernarnya kolesterol yang
ditemukan ditemukan didalam seafood dan daging lainnya memiliki pengaruh kecil
pada kolesterol darah kebanyakan orang. Justru lemak jenuh dan asam lemak
translah yang lebih berbahaya dan menjadi faktor yang penting dalam
meningkatkan kolesterol darah dan bukan kolesterol diet. Lemak jenuh biasanya
banyak ditemukan pada produk makanan kemasan, sedangkan lemak trans disisi lain
banyak ditemukan dalam cemilan kemasan, gorengan maupun margarin beku yang
mengandung minyak hidrogenasi. Hal yang perlu digaris bawahi adalah bahwa ikan
dan berbagai jenis seafood merupakan pengganti yang sangat baik untuk produk
daging. Kedua jenis makanan ini menyediakan sumber yang kaya akan protein, asam
lemak omega 3 dan rendah lemak jenuh. Pada tahun 2002 Asosiasi Jantung Amerika
menganjurkan makan minimal 2 porsi ikan dalam 1 minggu.
Mitos
Tentang Sayuran Mentah
Sama seperti halnya buah sayuran
juga banyak mengandung nutrisi terbaik yang diperlukan tubuh kita. Ada salah
satu mitos yang mengatakan bahwa sayuran mentah lebih baik dikonsumsi dibanding
dengan sayuran yang sudah matang. Ada anggapan semakin lama memasak sayuran
maka nutrisi yang terkandung dalam sayuran akan terbuang. Akan tetapi lagi-lagi
hal ini tidak sepenuhnya benar. Sebab faktanya nutrisi yang terdapat pada
sayuran tergantung pada jenis sayurannya. Ada beberapa jenis sayuran yang
justru akan mengeluarkan nutrisi ajaib nutrisi yang dikandungnya secara optimal
jika sudah dimasak. Contoh nutrisi yang rusak ketika dipanaskan adalah vitamin
C dan asam folat, sedangkan vitamin A dan likopen justru akan mudah diserap
tubuh ketika memanaskannya terlebih dahulu. Contohnya adalah wortel, ketika
dimasak wortel akan 3x lebih banyak beta karoten dibandingkan wortel mentah. Begitupun
dengan tomat, tomat akan lebih sehat ketika dimasak secara dikulus atau
menumisnya terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Secara umum lebih disarankan
mengukus sayuran ketimbang merebus, sebab ada vitamin yang larut air sehingga
nutrisi yang penting bagi tubuh justru akan ada dalam air rebusan.
Itulah beberapa mitos
atau anggapan makanan yang beredar luas di lingkungan masyarakat. Semoga
tulisan ini menambah informasi yang berguna untuk saya pada umumnya dan pembaca
pada khususnya. Seafood pada umumnya mengandung
kolesterol tingkat tinggi akan tetapi rendah akan lemak jenuh. Seafood sebagai
sumber kolesterol tentu saja menjadi mitos seafood yang paling sering jadi
bahan perbincangan, faktanya sumber kolesterol pada seafood terdapat pada
bagian kulit luar atau cangkangnnya. Sebaiknya kita menghindari mengkonsumsi
cangkang kulit udang bagian kepala dan ekornya. Sebernarnya kolesterol yang
ditemukan ditemukan didalam seafood dan daging lainnya memiliki pengaruh kecil
pada kolesterol darah kebanyakan orang. Justru lemak jenuh dan asam lemak
translah yang lebih berbahaya dan menjadi faktor yang penting dalam
meningkatkan kolesterol darah dan bukan kolesterol diet. Lemak jenuh biasanya
banyak ditemukan pada produk makanan kemasan, sedangkan lemak trans disisi lain
banyak ditemukan dalam cemilan kemasan, gorengan maupun margarin beku yang
mengandung minyak hidrogenasi. Hal yang perlu digaris bawahi adalah bahwa ikan
dan berbagai jenis seafood merupakan pengganti yang sangat baik untuk produk
daging. Kedua jenis makanan ini menyediakan sumber yang kaya akan protein, asam
lemak omega 3 dan rendah lemak jenuh. Pada tahun 2002 Asosiasi Jantung Amerika
menganjurkan makan minimal 2 porsi ikan dalam 1 minggu.
Mitos
Tentang Sayuran Mentah
Sama seperti halnya buah sayuran
juga banyak mengandung nutrisi terbaik yang diperlukan tubuh kita. Ada salah
satu mitos yang mengatakan bahwa sayuran mentah lebih baik dikonsumsi dibanding
dengan sayuran yang sudah matang. Ada anggapan semakin lama memasak sayuran
maka nutrisi yang terkandung dalam sayuran akan terbuang. Akan tetapi lagi-lagi
hal ini tidak sepenuhnya benar. Sebab faktanya nutrisi yang terdapat pada
sayuran tergantung pada jenis sayurannya. Ada beberapa jenis sayuran yang
justru akan mengeluarkan nutrisi ajaib nutrisi yang dikandungnya secara optimal
jika sudah dimasak. Contoh nutrisi yang rusak ketika dipanaskan adalah vitamin
C dan asam folat, sedangkan vitamin A dan likopen justru akan mudah diserap
tubuh ketika memanaskannya terlebih dahulu. Contohnya adalah wortel, ketika
dimasak wortel akan 3x lebih banyak beta karoten dibandingkan wortel mentah. Begitupun
dengan tomat, tomat akan lebih sehat ketika dimasak secara dikulus atau
menumisnya terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Secara umum lebih disarankan
mengukus sayuran ketimbang merebus, sebab ada vitamin yang larut air sehingga
nutrisi yang penting bagi tubuh justru akan ada dalam air rebusan.
Itulah beberapa mitos
atau anggapan makanan yang beredar luas di lingkungan masyarakat. Semoga
tulisan ini menambah informasi yang berguna untuk saya pada umumnya dan pembaca
pada khususnya.