Asma berasal dari bahasa Yunani yang berarti
susah bernafas. Jika menyerang asma akan sangat menyiksa penderitanya. Karena
penderita akan kesulitan bernafas secara normal. Dalam hal ini penulis bermaksud
memaparkan tentang fakta tentang penyakit asma.
Asma bronkial atau yang sering disebut dengan asma (bengek) adalah suatu
peradangan kronis yang umumnya terjadi pada saluran pernafasan dan bronkus atau
tenggorokan. Penyakit asma tergolong penyakit kronis. Apabila terjadi secara
terus menerus dalam jangka waktu yang lama sehingga penderitanya akan mengalami
kesulitan dalam bernafas. Penderita asma bronkial akan mengalami kontraksi yang mengakibatkan pembengkakan pada dinding
pada bagian dalam dari saluran pernafasan akibat adanya peradangan dan
pelepasan lendir yang berlebihan ke saluran udara. Karena terjadinya
pembengkakan tersebut menyebabkan diameter ukuran saluran udara mengecil. Dan
penderita asma akan sekuat tenaga supaya bisa bernafas karena mengalami
kesulitan saat bernafas.
Beberapa gejala umum asma bronkil adalah adanya sesak nafas yang
berulang disertai nafas yang berbunyi atau disebut mengik. Namun perlu
diperhatikan tidak semua penderita asma akan memiliki bunyi dalam bernafas atau
mengik dan tidak semua orang yang mengik adalah penderita asma. Batuk kering
dan perasaan ketat pada dada juga merupakan salah satu tanda asma bronkial. Gejala akan semakin bertambah
memburuk pada saat tidur. Batuk kering bisa dikatakan sebagai gejala awal, ini
biasanya terjadi pada malam hari dan menjelang pagi hari. Selanjutnya
batuk-batuk disertai dahak yang kental, gejala ini sering disebut pilek atau
rimitis alergika. Gejala ini biasanya terjadi empat samapai delapan jam kontak
dengan penyebab alergi seperti debu rumah, tungau, serbuk bunga, bulu binatang
dan sebagainya. Pada kasus tertentu serangan asma yang hebat menyebabkan
penderita tidak dapat berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan.
Pada usia anak-anak gejala awal dapat berupa rasa gatal di rongga dada atau
leher. Selama serangan asma rasa kecemasan yang berlebihan pada penderita dapat
memperburuk keadaan. Sebagai reaksi pada kecemasan penderita juga akan
mengeluarkan banyak keringat.
Perlu diperhatikan penyakit asma bukan penyakit yang dapat menular
namun penyakit asma ini dapat menyebabkan kematian. Penyakit asma
termasuk lima besar penyebab kematian di dunia yaitu mencapai 17,4%. Sementara
menurut Prof. DR. Faizal Yunus seperti dilansir dalam laman detik help
mengatakan sampai saat ini angka kematian karena penyakit asma masih belum
memiliki data pasti, sedangkan di
Indonesia sendiri penyakit asma merupakan penyebab kematian nomer 6. Kematian
penyakit asma terjadi secara tiba-tiba dan mendadak cukup langka.
Sebagian besar kematian yang disebabkan oleh asma adalah hasil dari gejala yang
menumpuk dan semakin parah biasanya hal ini terjadi ketika seseorang kekurangan
oksigen saat mengalami serangan penyakit asma. Ketika itu terjadi serangan asma
akan muncul dalam skala yang parah dan bisa menyebabkan kematian. Sementara
kematian mendadak saat terserang asma biasanya karena serangan ini menyebabkan
orang tidak bisa bernafas dan berujung pada
kematian.
Secara medis penyebab pasti penyakit asma masih belum diketahui
sehingga pengobatan pada penderita asma masih dalam tahap mengendalikan
gejalanya saja. Para peneliti menggolongkan faktor resiko pencetus asma menjadi
dua golongan yaitu faktor ektrisik atau lingkungan dan faktor keturunan.
Penyakit asma yang disebabkan oleh faktor lingkungan terjadi pada kondisi
dimana penderita sangat peka terhadap rangsangan-rangsangan dari luar seperti
polusi udara, asap rokok, debu, zat kimia, serbuk-serbuk dan bulu binatang. Makanan
seperti ikan laut, susu, telur, perubahan cuaca, kelembaban udara serta olah
raga yang berlebihan. Sedangkan penyakit asma yang disebabkan oleh faktor
intrinsik atau dari dalam yaitu inveksi saluran pernafasan (ISPA) dan faktor keturunan.
Asma merupakan penyakit genetik yang
diketahui bahwa faktor dari ibu merupakan fakto yang paling kuat untuk
menurunkan penyakit asma pada anak-anaknya bila dibandingkan dari faktor ayah.
Sekitar 30% dari penyakit asma disebabkan oleh keturunan atau warisan dari
orang tuanya. Namun pada beberapa orang yang kondisi asmanya terkontrol dengan
baik, maka asma dapat hilang dengan
sendirinya ketika menjelang dewasa. Berat badan yang renda saat lahir dan
kondisi kegemukan dapat meningkatkan resiko terserang penyakit asma.
Langkah yang tepat untuk menghindari penyakit asma adalah menjauhi
faktor-faktor yang menjadi pemicu timbulnya serangan asma itu sendiri. Setiap
penderita umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi
pemicu serangan asmanya, setelah terjadi serangan asma apabila penderita sudah
merasa dapat bernafas dengan lega maka disarankan meneruskan pengobatannya
sesuai obat dan dosis yang dianjurkan oleh dokter. Para penderita juga harus
menghindari pemicu asma dan selanjutnya melakukan test alergi karena alergi
juga merupakan salah satu pemicu asma. Serta mulailah membiasakan diri
berolahraga ringan secara teratur.
Sampai saat ini penyakit asma belum bisa
diobati secara tuntas ini artinya serangan asma dapat terjadi dikemudian hari.
Penanganan dan pemberian obat-obatan pada penderita asma adalah sebagai
tindakan mengatasi serangan yang timbul, obat-obatan ini disesuaikan dengan
tingkat keparahan dari tanda dan gejala itu sendiri. Karena manifestasi asma
bervariasi ada yang ringan, sedang dan berat. Maka pengobatan disesuaikan
dengan berat ringannya asma. Asma ringan mungkin cukup diobati pada saat
serangan, tidak memerlukan terapi jangka panjang. Sedangkan asma pada tingkatan
sedang sampai berat perlu dikontrol dan pengobatan jangka panjang untuk
mencegah serangan berikutnya. Pengobatan jangka panjang bisa berlangsung
berbulan-bulan atau bahkan sampai bertahun tahun dan harus diberikan secara
teratur dan ditentukan oleh dokter yang merawat. Pengobatan ini lazimnya
disebut imunoterapi yaitu suatu sistem pengobatan yang diterapkan penderita
asma dengan cara menyuntikan bahan alergi terhadap penderita alergi yang
dosisnya dinaikan makin tinggi secara bertahap dan diharapkan dapat
menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut. Desentisasi atau mengurangi
kepekaannya hiposentisisasi. Pengobatan jangka pendek biasanya memakai
obat-obatan yang melebarkan saluran pernafasannya yang menyempit, untuk
menanggulangi penyempitan jalan nafas, menanggulangi sebab selaput lendir jalan
nafas dan menanggulangi produksi dahak yang berlebihan. Obat untuk
menanggulangi penyempitan jalan nafas bekerja untuk melepaskan otot polos pada
saluran nafas dikenal sebagai obat bronkogilator, efedrin HCL yang terkandung
dalam neonapacin adalah salah satu jenis obat bronkogilator. Obat untuk
menanggulangi sembab selaput lendir jalan nafas termasuk dalam kelompok
kortikosteroid yang bila pemakainya tidak terkontrol menyebabkan efek samping
yang berbahaya. Kelompok obat kromolin juga termasuk obat untuk sembab selaput
lendir jalan nafas. Sedangkan untuk menanggulangi produksi dahak yang
berlebihan dianjurkan untuk minum yang banyak. Ada dua jenis obat yang
diberikan yaitu yang bersifat mencegah timbulnya serangan asma dan obat yang
bersifat relifer. Obat pencegah atau pengontrol harus dipakai setiap hari untuk
mencegah kekambuhan yang biasanya diperlukan oleh penderita asma berat dimana
kekambuhan terjadi setiap hari. Sedangkan obat yang bersifat relifer atau obat
pelega saluran pernafasan biasanya memiliki aksi cepat untuk melonggarkan
saluran pernafasan.
Pada saat terjadi sesak nafas karena serangan
asma segera berikan obat yang dapat melebarkan saluran pernafasan yang
menyempit sehingga meringankan dan meredakan sesak nafas. Obat asma terdapat
dalam berbagai macam bentuk antara lain tablet, injeksi dan lain sebagainya. Dan
neonapacin adalah salah satu obat yang dapat anda andalkan pada saat sesak
nafas karena asma. Neonapacin memiliki kandungan efegrin HCL yang bekerja
mempengaruhi sistim saraf adrenergig secara langsung dan tidak langsung.
Kandungan teofilin dalam neonapacin merupakan turunan meteosantin yang
mempunyai efek antara lain merangsang susunan saraf pusat dan melemaskan otot
polos terutama bronkus. Keduanya merupakan bronkogilator yang bekerja meringankan
sesak nafas yang melemaskan otot polos pada saluran nafas. Dalam managemen asma
pemakaian teofilin digunakan sebagai pencegahan maupun serangan asma.
Itulah beberapa fakta tentang fenomena
penyakit asma.